Senin, 30 Januari 2023

RUANG MAWAR

Saat itu bulan ramadhan kebetulan adik saya sedang sakit, dia dirawat di salah satu rumah sakit di kota, kebetulan Ibuku yang menjaganya, dua hari setelah dirawat ibuku menyuruhku membawakan pakaian untuk bersalin beberapa hari kedepan. Tiba disana pukul 9 malam, setelah mengelilingi Rumah Sakit dua kali akhirnya ada tempat yang kosong, saya dan suami tiba di lobby namun dicegah oleh satpam penjaga pintu masuk, katanya tidak boleh masuk bersama yang menjenguk harus sendiri, baiklah hanya saya yang masuk dan suami menunggu di mobil.

Tanpa bertanya pada siapapun saya mulai naik lift, meskipun hal yang saya takutkan adalah naik lift sendirian, imajinasi yang selalu meronta-ronta. Sudahlah semua baik-baik saja, dalam hatiku bergumam. Yang di ingat hanya ruang Mawar no 11 itu kata Ibuku, seketika masuk ada perawat bapak-bapak setengah baya ikut masuk, muka yang jutek sedikit pucat, pakaian biru plat putih, mendorong troli makanan, tanpa banyak bertanya suasanapun sangat merinding, hening, mulai parno, rasanya ingin mendobrak pintu lift. tingg...suara lift membuka, saya langsung  keluar lift, namun perawat tadi tidak ikut keluar. Dalam hati berkata, Ahh mungkin mau ke lantai atas lagi.

Tanpa ada perasaan aneh sayapun bertanya pada penjaga lantai 4 dimana ruang mawar pak? ditunjukkanlah jalannya lurus, belok kiri, sebelah kanan itu ruang Mawar no 11, saat berjalan saya berpapasan dengan seorang perawat laki-laki separuh baya yang memakai baju biru plat putih namun tidak pucat, dalam hati perasaan tadi naik lift sama-sama, tapi perawat itu sibuk membagikan makanan ke tiap ruangan, disini saya baru meraskan keanehan. Setelah mengantarkan pakaian dan tiba di ruang mawar hanya sebentar bercerita dengan sang adik masuklah perawat tadi ke ruang adik saya dan saya bertanya di Rumah sakit ini ada berapa lantai pak? Perawat menjawab hanya ada 4 lantai, terus tadi bapak bareng sama saya naik lift kan? Dia menjawab dari tadi saya mengantarkan makanan, lagian tidak boleh membawa barang di lift khusus untuk orang, jika lift barang dan orang dibedakan lalu yang tadi satu lift dengan saya siapa??

RAJA

 Laki-laki remaja bernama Raja Mahendra Pranata, yang berumur 14 tahun. Dia selalu melamun saat di sekolah, kurang focus saat belajar, jarang berbicara dengan teman sekelas, waktunya pulang sekolah dia pulang, namun sayang nilai yang didapatkan selalu rendah, setiap pagi selalu kesiangan kebetulan saya menjadi wali kelas Raja, sesaat setelah pembelajaran usai, saya duduk disampingnya. Kenapa kamu selalu melamun? Raja hanya tersenyum malu, anak-anak menjawab, Raja suka maen game online bu, Raja bisa menghasilkan uang bu dari game.

Saya pun bertanya game apa yang dimainkan? Berapa uang yang dihasilkan? Lalau Raja menjawab, Bisa bu, saya sudah mendapatkan uang dari main game, sehari mendapat 200rb lebih, itu pun belum menjadi joki, nah..nah.. terus kamu kapan main nya? Malam hari jawabnya, terus kamu ga belajar? Raja tersenyum lagi. Kalau main game itu harus tau waktu, jangan sampai mengganggu tidur apalagi pelajaran di sekolah yang nantinya akan merugikan dirimu sendiri. Dengan geram saya memarahi Raja. Raja hanya mengangguk dan meminta maaf. 

Singkat cerita tibalah pembagian raport semester genap, Raja mengirim Whattsapp. Bu, kalau raport diambil sendiri bagaimana? Saya tanya balik, emangnya kemana orang tua kamu? Semester kemarin juga mamah kamu telat mengambilnya, disinilah Raja baru bercerita, mamah sudah cerai bu sama Papa, kejadiannya setelah bulan Ramadhan kemarin, mamah dan papa bertengkar sampai mamah pergi dari rumah, dan papa gak tau pergi kemana, saya tinggal dengan nenek saja, nenek sudah tua tidak bisa pergi kemana-mana. Kenapa kamu tidak bercerita dari awal, Ibu sudah salah memarahi kamu karena kamu sering melamun di Sekolah, ternyata kamu main game untuk mencari uang sendiri. Maafkan Ibu nak.


HARI ULANG TAHUN

Perkenalkan nama saya Nissa, saya memiliki 4 orang sahabat disekolah Madu Tunggal, Bangka Blitung. saya baru menginjak kelas 8 SMP, kami berlima termasuk saya di pandang sebagai siswa yang aktif dan centil, kemana-mana kami selalu berlima, bahkan di sekolahpun tidak bergaul dengan yang lain. Saya, Ani dan Rissa sekelas, namun Sani dan Tina berbeda kelas. Sepulang sekolah kami selalu pulang bersama, main bersama bahkan kadang saling menginap di rumah satu sama lain. Dua hari lagi Rissa ulang tahun, “teman-teman nanti pas aku ulang tahun maen yu ke rumahku, kita makan-makan”, boleh-boleh, ayo, ujar teman-teman. Kita mau ngapain aja nih, tanyaku. Rissa menjawab “ kita main saja di sungai dekat rumahku, bagaimana? Yuk,,Yuk.. ujar Tina. 

Dua hari berlalu kami di jemput ke rumah Rissa dengan motor satu persatu, mengingat rumahnya jauh masuk ke pedalaman desa dekat bukit, disana sungainya sangat indah, gemercik air mengalir ke petak sawah, hari yang cerah membuat kami terlena dengan suasana yang dingin dan kicauan burung yang merdu, kita foto bareng yuk di sungai ajak Rissa, namun Ibu Rissa menegur “ Jangan turun ke sungai Ris, takut jatuh”, gak akan Bu, tenang aja. Mereka berlima pun berfoto selfi bersama, tak ingat teguran dari Ibu nya, mereka pun di ajak turun ke sungai oleh Rissa, jangan turun Ris ujar Sani aku gak bisa berenang, Iya takut Ris kata Tina, mereka saling menyiram dan membasahi baju masing-masing. 

Tiba-tiba Aduuh,, Baarrr.. Rissa jatuh dan minta tolong, awalnya kami semua mengabaikan Rissa, Jangan bercanda Ris, kata Tina, Rissa semakin tenggelam dan kamipun panik seketika, berteriak Tolooong,, tapi tak ada yang mendengar, ada satu orang pemuda seumuran menolong Rissa namun terjebur kembali karena air yang begitu deras. Hampir 10 menit Sani memanggil Ibu Rissa, Rissa..Rissa,,Ibu nya berteriak histeris. Kakek Risa pun datang dan mengangkat Risa ke darat, kami sangat panik akhirnya Risa di bawa ke Puskesmas terdekat, ternyata Risa tidak bisa diselamatkan. Innalillahi wainnailairojiun. Ini adalah hari ulang tahunmu kawan, kami berencana akan makan bersama malah jadi bencana, yang tenang di sana Ris, kami akan mendoakanmu dari jauh.

Pesan moral :

Hindari hal-hal yang dapat menyakitimu dan jangan pernah membantah apa yang orang tua katakan.


Lily jangan bersedih

Ini lah Desaku, desa yang asri penuh dengan hasil alam, udara yang segar tanpa adanya polusi kendaraan yang mengancam jiwa, gemercik air yang menetes dalam kesunyian membuat jiwa tenang dan damai. Burung yang berkicau melelapkan istirahatku sejenak, Lili,, lilii.. panggil sahabatku mengagetkan saat menikmati indahnya sepoi-sepoi angin di saung reod Abah, Lii,, abah,, lii abah lii,, wajah Salim dengan panik dan napas yang cepat, ada apa dengan abah lim, coba tarik napas dulu baru kamu bicara, abah kecelakaan li, APAA.. terus abah dimana? Dibawa ke puskesmas dekat Desa jawab Salim. Tak ingat dengan bekal makan yang disediakan abah, lili langsung lari bersama salim. 

Tiba di Puskesmas Lili merasa sedih karena melihat Abah tergeletak tak berdaya, sosok Abah yang periang, selalu menebar senyuman, orang yang sabar dan ramah kepada semua orang kini terbaring lemas karena kaki Abah patah terlindas mobil kol yang sedang membawa sayuran di pasar. Lim, bagaimana nanti kalau Abah tau kaki nya patah yah? Lili menatap Abahnya dengan penuh kesedihan, kenapa bisa Abah ketabrak, padahal Abah suka sama kerjaan Abah sebagai kuli panggul di pasar, bagaimana kalau Abah tau nanti Abah ga bisa kerja lagi, Salim menepuk pundak Lili dengan penuh keyakinan, sabar Li, masih banyak cara agar Abah bisa sembuh lagi.

Pagi hari Abah duduk sendiri di teras memandikan ayam jago kesayangannya, Lili yang tak sanggup untuk menahan air mata akhirnya meneteskannya dengan penuh penyesalan, Abah adalah sosok yang selalu memberinya semangat dalam hidup, pantang menyerah dalam bekerja, selalu mengingatkan dalam kebaikan kini hanya bisa duduk dan berjalan dengan kursi roda, Lili si anak manis yang berusia 15 tahun kini menggantikan Abah nya sebagai kuli panggul di pasar.


Sabtu, 22 Agustus 2020

Contoh Pentigraf

 

Susah Tidur

Malam tadi aku sulit sekali untuk tidur, mungkin karena siangnya tidur terlalu lama. Kebetulan lampu rumah sedang padam. Suami di sampingku sudah tertidur pulas. Biasanya lewat tengah malam baru bisa mengunci kamar. Jam menunjukkan 23.38 tak ada kegiatan lain selain nengok kanan, nengok kiri. Ku buka Hp suamiku stalking sosmed, aplikasi belanja semua ku chek, tak lama dia mengigau, perasaanku kaget dan takut ketahuan karena stalking isi Hp nya.

Sampai lupa waktu stalking, jam menunjukkan pukul 00.45. Aku terus memejamkan mata namun aku tak bisa, terus ku ulang lagi dan lagi. Yang terdengar hanya suara jam dinding. Tak..tok..tak..tok. Angin yang semakin malam semakin mencekam membuat pikiranku  terus berimajinasi mistis. Kapan lampu nya menyala.

Tepat pukul 01.10 kempraanggg... “suara apa itu”, jantungku berdetak kencang kaget tak karuan, dalam kegelapan dengan angin yang dingin aku memberanikan diri untuk melihatnya, “semoga hanya tikus yang lewat” membangunkan suami tak tega karena terlelap, ku cari sumber suara itu dalam kegelapan dengan membawa senter. Ternyata, ada orang memakai baju putih celana boxer sedang makan dan menumpahkan mangkuk sayur, yaa...dialah kembaran suamiku.